Guru
Dua hari yang lalu, teman saya dari Cina bilang kurang lebih begini, "ayah saya dokter spesialis, ibu sayaseorang guru. Dan, ibu saya nerima penghasilan lebih besar dari ayah saya".
Saya melongo. Oke, pantas Cina bisa memimpin di banyak bidang. Bahkan saat ini mereka berani head to head dengan Amerika. Mereka sangat menghormati guru. Bahkan, guru lebih prestisius di Cina daripada jadi dokter.
Sebagai seorang teman, saya percaya dengan ucapannya. Tapi sebagai seorang pelajar, saya harus mencari validasi dengan bertanya pada beberapa orang Cina daratan lainnya.
Selain itu, walau dia ngakunya bukan orang kaya, tapi saya yakin dia orang kaya. Indikatornya: dia kuliah master di Columbia University tanpa beasiswa. Columbia University adalah salah satu kampus termahal di dunia. Belum lagi biaya hidup di USA yang sangat mahal. Kebayangkan gimana gaji orang tuanya.
Juga, dia sangat pintar. Setiap kali ketemu, yang diobrolin cuma Fisika. Dia bilang, "saya ngerti Fisika dari kecil karena ibu saya ngajarin Fisika dengan cara yang mudah".
Saya nulis begini karena saat buka Twitter 8 Maret 2022 jam 12.02pm EST, "S.Pd" trending no 1. Usut punya usut karena foto ini lah penyebab trendingnya.
unggahan akun @txtdrberseragam
source: https://twitter.com/txtdrberseragam/status/1501069718777888768
Walau di Indonesia, profesi guru belum lah dihormati sebagaimana Cina menghargai gurunya, contohnya seperti oknum pada foto ini. Tapi beruntunglah mereka yang bisa menikah dengan guru/dosen dan profesi pengajar lainnya. Umumnya, setahu saya, anak-anak guru punya kemampuan menerima ilmu jauh lebih baik dari rata-rata anak lain.
Wah, seharusnya "bapak" yang bangga dengan seragamnya ini beruntung bisa dapat guru yang bukan cuma cantik tapi juga kemungkinan besar akan menurunkan kecerdasan tinggi pada anaknya.
YouTube: youtube.com/c/AnggaHidayat
LinkedIn: linkedin.com/in/angga-hidayat-1203
Facebook: Angga Hidayat
Website: anggahidayat.com/
Comments
Post a Comment