Posts

Showing posts from November, 2021

I Like Your Shoes

Image
Kamis malam dua minggu yang lalu hujan. Cukup lebat. Walaupun sudah pakai payung tapi baju, tas, sepatu saya basah. Saya pakai payung berdua teman. Doi saat itu gak bawa payung. Wajar barang barang saya basah karena pakai payung kecil berdua. Esoknya, saya mau ke kampus. Nggak ada jadwal kuliah. Cuma mau ke perpus. Ngerjain tugas di sana lalu jumatan di kampus. Ohya, untungnya, kampus saya kuliah ini sangat menghargai kesetaraan jadinya muslim diberi tempat jumatan di dalam kampus. Kembali ke cerita. Saat mau jalan, sepatu saya masih basah. Sebenarnya saya bawa sepatu lain dari Indonesia, tapi sepasang sepatu lain itu rusak. Solnya mau lepas. Ini karena saya bodoh banget, naruh sepatu tersebut di dryer dan nyetel pemanasnya kelewat tinggi. Jadilah rusak. Ada opsi sepatu lain yang bisa saya pakai. Sepatu yang saya beli di thrift store sekitar 2 bulan setelah sampai USA. Itu sebenernya sepatu musim dingin. Warnanya ungu. Saat itu saya beli buat jaga jaga aja khawatir turun salju. Toh har

JANGAN TERBALIK

Image
Baru tiga bulan saya LDR an sama istri. Dan ini benar-benar Long Distance Relationship. Long distance nya adalah 16.115 km. Setiap hari saya nelpon istri. Kadang malah sehari dua kali video call. Setiap kali video call bisa menghabiskan waktu 1-2 jam. Saya gak banyak ngomong. Cuma sering komentar semacam "oh ya?", "wow", anggukan kepala, "hmm...". Hal hal singkat yang menunjukan bahwa saya masih mendengarkan dan antusias dengan cerita-cerita dari istri. Sejatinya, istri saya jauh lebih kompeten dalam hampir segala bidang dibandingkan saya. Istri saya juga bisa menyelesaikan banyak hal tanpa bantuan saya. Malah, saya banyak nanya dan banyak gak ngertinya. Contoh sederhananya, kalau pesen makanan di restoran itu selalu istri saya. Karena saya kampungan jadi gak tau cara mesen makanan di restoran-restoran fancy. Untungnya, saya punya istri yang sebelum nikah sering makan, yang menurut standar saya, di restoran mahal. Juga, saat saya mau terbang ke amerika ser

TERJEBAK OLEH KEJAYAAN MASA LAMPAU

Image
Hari ini merupakan tanggal merah di Amerika Serikat, tentunya kantor-kantor kampus tutup. Untungnya, perpustakaan dan fasilitas olahraga masih buka. Karena tugas kuliah kayak nggak pernah ada habis-habisnya, di tanggal merah ini saya ke perpustakaan. datang pagi-pagi. Ternyata, di dalam perpustakaan sudah banyak mahasiswa yang sedang buka laptop/ baca buku/ diskusi. Saya highlight kembali: hari libur. pagi-pagi. sudah banyak mahasiswa di perpustakaan. Foto ini saya ambil di Thompson library, salah satu perpustakaan di Ohio State University. Pada foto tidak terlalu terlihat banyak mahasiswa karena perpustakaan ini memiliki banyak ruang yang tidak bisa dijangkau oleh kamera hape murah saya.  Thompson Library sumber: dokumen pribadi Saya jadi ingat, maaf ceritanya agak melompat, beberapa tahun lalu saat ngajar di kampus, salah satu mahasiswi nyeletuk "kalo gitu saya juga udah tahu Pak!". Dalam hati saya ngelus dada. Nyoba sabar. Saat itu saya sedang menjelaskan topik sederhana k

LIMA = SATU SETENGAH

Image
"Kalau menurut Aku kayak kelas 2SD" "Buat Aku malah mirip kayak kelas 1,5 SD" Itu respon mereka saat kemarin saya tanya, "menurut kamu level matematika yang kamu pelajari di sekolah kayak SD kelas berapa di sekolah Indonesia?". Jawaban ini direspon oleh 2 siswa kelas 5 SD. Karena saya belum mendapat izin perihal menceritakan ini dari orang tua dan siswa bersangkutan, kita sebut saja siswa pertama adalah Amira dan siswa kedua adalah Belinda. Tentu, kedua nama ini bukanlah nama sebenarnya. Lucu mendengar jawaban ekspresif Belinda yang bilang bahwa pelajaran matematika kelas 5 SD di Amerika serikat setara dengan mudahnya belajar matematika di kelas 1,5 SD Indonesia. Jawabannya lucu bukan saja karena ekspresi wajahnya yang ceria setiap kali menjawab pertanyaam, tapi Belinda bilang kelas 1,5 SD. kreatif banget jawabannya. Kelas 1,5 SD. Saya pun gak kepikiran jawaban "kelas satu setengah SD". Benar-benar berbeda. Hubbart Elementary School: sekolah sala

Jadi Malu

Image
Pernah saya kirim email. bertanya sesuatu via email. tidak sampai 3 menit, email tersebut langsung dibalas. Ini salah satu kesan paling ngena dari dr. Blackburn. Padahal beliau professor. Professor di Amerika Serikat pula. Saya jadi malu karena kadang saya tidak responsif saat mahasiswa nanya. Padahahl saya juga bukan professor tapi bergaya sok sibuknya ngalahin professor. Professor sumber: https://cartoon-network-city-fanon.fandom.com/wiki/Professor_Utonium Saya pernah kirim 5 artikel ilmiah, disertai penjelasannya di bagian body email. Lantas, tidak lama kemudian, email saya dibalas dengan penjelasan sangat detail perihal komen terhadap artikel yang saya kirimkan. Nggak nyangka, beliau baca semua artikel yang saya kirim dan bahkan ngutip beberapa kalimat dari artikel tulisan ibu Sitti Maesuri Patahuddin yang merupakan dosen saya saat S2. Padahal saya cuma nanya via email perihal ide projek. Sekali lagi, cuma IDE projek. tapi penjelasan beliau sangat lengkap. Beliau luangkan waktu bac

Article Summary "The art of dialogue with indigenous communities in the new biotechnology world" By Hudson, Roberts, Smith, Tiakiwai, & Hemi

Image
Knowledge is understood from the indigenous perspective by conducting dialogue with the indigenous people, respecting each other's opinions, and being open to various forms of positive change. Furthermore, the author also adds on page 20, "Dialogue, with the aim of promoting knowledge exchange, should not be an attempt to persuade the other into thinking like oneself". Learning and teaching are understood by listening to the opinions of indigenous communities. In this study, the authors listened to the views of the natives regarding new biotechnology. Listening is critical in understanding indigenous cultures. The author explains this on page 21, namely, "Listening to what the other says and hearing what the other means are both necessary competencies for engaging in productive cross-cultural conversations". Maori people source: https://www.law-justice.co/artikel/77895/keunikan-dan-misteri-kehidupan-suku-maori-di-selandia-baru/ The purpose of this research is to

Article Summary "Photo-Elicitation/Photovoice Interviews to Study Mathematics Teacher Identity" By Chao, T.

Image
This article uses critical race theory as the framework. This can be seen from the statements on page 94, namely "explorations into the identity of mathematics teachers matter because the field of mathematics education is becoming increasing sociopolitical (Gutiérrez 2013) as mathematics teachers are becoming more depersonalized (de Freitas 2004; Weisberg et al. . 2009)". The use of this theory is also supported by the statement on page 97 as follows "Furthermore, Vomvoridi-Ivanović (2009) found it was very difficult for preservice Mexican-American teachers to bring their own culture into their mathematics teaching, even when working with children of Mexican heritage". critical race theory souce: https://www.bbc.com/news/world-us-canada-57908808 Knowledge is understood by studying the culture of others. Therefore, it is advisable to be open in sharing culture. The author reveals it on page 103 namely, "He disclosed that he rarely had an opportunity to talk abou

Ringkasan Article "Photo-Elicitation/Photovoice Interviews to Study Mathematics Teacher Identity" Oleh Chao, T.

Image
It is clear that this article uses critical race theory as the framework. This can be seen from the statements on page 94, namely "explorations into the identity of mathematics teachers matter because the field of mathematics education is becoming increasingly sociopolitical (Gutiérrez 2013) as mathematics teachers are becoming more depersonalized (de Freitas 2004; Weisberg et al. 2009)". The use of this theory is also supported by the statement on page 97 as follows "Furthermore, Vomvoridi-Ivanović (2009) found it was very difficult for preservice Mexican-American teachers to bring their own culture into their mathematics teaching, even when working with children of Mexican heritage". critical race theory sumber: https://www.bbc.com/news/world-us-canada-57908808 Pengetahuan dipahami dengan mempelajari budaya orang lain. Oleh karena itu, disarankan untuk terbuka dalam berbagi budaya yang dimiliki. Penulis mengungkapkannya pada halaman 103 yaitu, "He disclosed t