Etnografi, Sebuah Pengantar
Kemarin, Rabu 26 agustus 2021, tepatnya pukul 19.05-21.25 EST saya kuliah perdana matakuliah The Ethnography of Literacy and Language 1. Dosen pengampunya adalah Dr. Laurie Katz. Tempat kuliahnya adalah di Ramseyer Hall 200A, the Ohio State University.
Berikut screenshot jadwal yang saya ambil dari akun mahasiswa yang saya miliki:
sumber: dokumen pribadi
Dalam membahas etnografi, pertemuan pertama diawali dengan membahas perihal perbedaan antara behavioral social science dan human social science. Memang ini materi yang agak menantang, tapi akan saya coba rangkum dengan mudah dan singkat
sumber: PPT materi kuliah dr. Katz
dari tabel di atas dapat kita buat beberapa perbedaan di antaranya: (untuk mempermudah penulisan, Behavioral Social Science selanjutnya diketik dengan BSS, sedangkan Human Social Research diketik sebagai HSR)
- Hipotesis : BSS tidak bisa diubah, sudah saklek. HSR bisa berubah selama projek berlangsung.
- Variabel : BSS terdiri dari variabel bebas dan terikat. HSR tidak ada variabel bebas, penentunya adalah pola yang terbentuk tanpa aturan tertentu.
- Teori : BSS terdiri dari 1 teori. HSR terdiri dari banyak teori.
- Sumber : BSS didapatkan dari wawancara, eksperimen, atau gabungannya yang sudah dibuat oleh peneliti. HSR didapatkan dari berbagai sumber tanpa peneliti mendesainnya ataupun tidak.
- Asumsi : BSS butuh asumsi. HSR tidak butuh asumsi
- Numerik: BSS tindakan manusia bisa diukur dengan angka. HSR fokus pada pola, bukan pada angka
- Sampel : BSS sampel sudah ditentukan sebelum penelitian dimulai. HSR sampel bisa berubah seiring berjalannya penelitian.
- Objektivitas : BSS menyanjung tinggi objektivitas, peneliti tidak dapat mempengaruhi hasil penelitian. HSR adalah intersubjetif, yakni bukan objektif juga bukan pula subjektif.
Selanjutnya, ada Human Social Science (HSS) yang menekankan pada
- konteks kehidupan manusia sehari-hari
- kehidupan yang kompleks dan realistis adalah tidak linear dan bersifat dinamis
Kelebihan dari Human Social Science adalah mampu merefleksikan perilaku yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sesungguhnya.
Pembahasan berikutnya adalah berupa ringkasan perihal etnografi. Hal paling penting dari etnografi yang harus diketahui adalah etnografi adalah filsafat, bukan metode. Hal ini pun sempat saya tanyakan pada pertemuan pertama dengan dr. Katz.
Etnografi ini dipengaruhi oleh banyak pergerakan seperti feminisme, konstruktivisme, strukturalisme, hermenetika, Marxisme, dan lain sebagainya. Perihal metodenya, etnografi tidak tunduk pada satu pendekatan saja tetapi merupakan gabungan dari kualitatif, metode penafsiran, juga studi kasus. Etnografi ini asalnya adalah dari antropologi. Antropologi sendiri adalah ilmu yang menggambarkan suatu keadaan budaya di daerah tertentu. Perihal definisinya, saya kutip dari Goodenough (1981) yang menyatakan bahwa:
"Studying people's actions & accounts in their everyday lives by capturing aspects of their culture; e.g., norms of a social group for the patterned ways of thinking, perceiving, believing, acting, feeling, evaluating and using language".
Kurang lebih terjemahan bebasnya adalah bahwa etnografi itu mempelajari sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari mereka yang terdapat pada kebudayaan manusia tersebut berada, seperti norma sosial yang membentuk pola berpikir, kepercayaan, tindakan, perasaan, evaluasi, dan penggunaan bahasa.
Referensi:
PPT yang dishare oleh dr. Laurie Katz
Comments
Post a Comment